Suasana malam ini terasa sangat dingin, aku yang sedang di sofa favorite ku dengan ditemani secangkir kopi hangat cukup menghangatkan
jiwa ku. Sambil ku bereskan rak buku ku yang sudah lama tak tersentuh. Gubrak.
Tiba-tiba sebuah buku terjatuh di depan kakiku. Sebuah buku berwarna merah
muda. Yang terbalut debu yang sangat tebal. Ku tiup debu-debu itu dan ku buka perlahan sambil ku duduk kembali
di sofa favorite ku itu. Ternyata itu
adalah buku-buku diary ku sewaktu aku SMA dulu. Sudah lama sekali rasanya aku
tidak memegang buku ini.
Lembar pertama tertuliskan, ‘ Jakarta, 09 Februari 2011. Ada
seorang murid baru di kelasku, dia adalah cowok pindahan dari SMA di Bandung.
Rupanya sangatlah rupawan dengan badan tinggi tegap tinggi kira-kira 170cm
dengan kata lain dia sangat menawan serta mempesona. Dia duduk di sebelahku karena hanya tempat
itu yang kosong. Aku menolaknya karena sebenarnya ada temanku yang duduk disitu
tetapi dia sedang sakit sehingga tidak masuk. Dan dia hanya tersenyum dan
berkata “ nanti kalo teman anda masuk, aku pindah ya” jawabnya. Aku sempat terkaget ketika dia memanggilku
dengan kata anda. “nama anda siapa? “ . “namaku Tyas” jawabku dengan gemetar. “ oh Tyas, boleh aku panggil Yas aja?”.
“boleh-boleh” . Di sinilah awal pertemuan kami.’
Lembaran kedua, ‘Jakarta 14 Februari 2011. Hari ini katanya
adalah hari kasih sayang, tetapi aku tidak setuju dengan hal itu, menurutku
semua hari adalah hari kasih sayang jadi tak perlu untuk merayakan hari yang
salah kaprah seperti ini(itu hanya pendapatku).
Ntah
ada angin dari mana, Reza si anak baru itu memberikan coklat bermerek kepadaku,
rasa tak percaya dihati ini.” Omg, Reza kenapa?” Tanyaku dalam hati. “ini untuk
anda, anggap saja sebagai hadiah pertemanan”. Walaupun aku tidak percaya dengan hal ini
tetapi hatiku senang bukan kepala. “Hah,
buat aku demi apa yaampun, makasih banyak ya za”.’
Tersenyum ku mengingat hal yang pernah ku alami, jujur itu
adalah coklat pertama dihari kasih sayang. Halaman berikutnya. ‘Jakarta,
07 April 2012. Hari ini ada acara di sekolah yang mengharuskan kami
pulang larut malam, “Yas, pulang bareng yuk, udah malem nih gak baik cewek
pulang sendiri” katanya dengan nada yang membuatku gemetar. “Beneran?mau mau
duh kebetulan”. Aaah jantung ini terasa naik histeria. “oi, kalian juga bareng
aja masih muat 5 org lagi tuh”. Ternyata dia juga mengajak temen-temen kami,
yah putuslah harapan ku.
Setelah mengantar mereka satu persatu, kini tinggal aku dan
dia berdua. “makan dulu yah laper nih” katanya sambil memarkir mobilnya di
tempat jagung bakar. “ah tau aja deh yang enak” jawabku karena aku juga lapar
hehe. Sambil makan terasa cangung karena tidak ada yang memulai percakapan,
maka aku mulai dengan percakapan yang bisa disebut emmm kode “Za, dingin ya” hayalanku mulai nakal, pasti dia minjemin
jaket buat aku, pasti dia meluk aku, pasti dia berlaku romantis. Tapi semua
hayalanku buyar ketika dia menjawab “nenek-nenek yang dalem kubur juga tau kalo malem-malem
dipuncak itu dingin”. Aaaah semua menjadi zzzzzzzzzonk.”
ku buka
lagi perlahan lembaran yang telah usang itu. Tertanda Jakarta, 19 Agustus 2012. Ternyata, dia menyatakan cintanya untukku. Dia
menemuiku di sebuah taman favorite ku, “Yas, sebenarnya aku tuh suka sama kamu yas,
bahkan saat pertamakali kita bertemu, aku udah yakin kalau kamulah yang dapat
mengerti dan mewarnai duniaku”. Dia semakin menatapku “ Yas, kamu mau kan jadi
pacar aku?” tanpa berfikir panjang aku langsung mengatakan “iya iya iya aku
mauu”. Ini adalah hari terindah dihidupku.
Semenjak hari itu, aku dan Reza bersama dengan kebahagiaan.
Sampai pada tanggal 20 Mei 2013 sesudah hari kelulusan kami, Reza berkata bahwa
dia akan melanjutkan kuliahnya di Amerika, dia menyuruhku untuk menunggu sampai
dia kembali. “tunggu aku ya yas, aku janji akan kembali kesini dan
melamarmu, nanti aku akan kirim surat
yang memberitahu alamatku, kamu harus selalu menggirimkan surat ke aku ya yas”.
Sejak saat itu aku terus menunggunya dan selalu menulis surat-surat romantis untuknya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti
tahun. Sudah beribu-ribu surat ku kirim untuknya, sudah letih tanggan ini untuk
menulis untuknya, tapi tak satupun ku terima balasan darinya. Saat ku ingin
berhenti menuliskan rasa rinduku yang amat dalam, ku terima balasan darinya,
sungguh senang takterkira hati ini. Kata-katanya sangat puitis dan romantis.
Pada tanggal 19 Juni 2014, aku putuskan untuk menulis surat
rinduku di sebuah caffe tempat ku
menghabiskan separuh waktuku. Aku bertemu dengan teman SMA ku bernama April. “
hay, Tyas ya? Yaampun udah lama banget gak ketemu, gimana sekarang?” tegurnya.
“ hay juga April, makin cantik deh kamu, aku lagi sibuk kuliah aja kok, oiya
kamu dari mana sih denger-denger abis keluar negeri ya?”. Sambutku dengan penuh
ramah. “iya nih, abis ke Amerika bokap ada tugas disana jadi disuruh ikut aja
sih, oiya, aku beli oleh oleh juga nih buat kamu.” “aduh makasih banyak ya,
kamu inget aja deh sama aku. ” “oiya kamu kesana ketemu Reza nggak? Kamu inget
Reza kan ya? “ sambungku. “emmm, memangnya, kamu masih ada hubungan sama dia? “
tanyanya dengan nada heran. “ iya, dia menyuruhku menunggu kedatangannya. “
jawabku dengan penuh harapan. “ aku juga selalu menulis surat untuknya, dan
kini dia membalasnya dengan kata kata yang sangat romantis. “ sambungku. “
sebaiknya kamu tidak usah menulis surat untuknya lagi. “ sambil berdiri. “
memangnya kena..?” “aku pergi dulu ya sampai jumpa” dia kemudian pergi dengan
memotong pertanyaanku.
Rasa lelah mulai menyelimuti, ku lihat jam di tanggan
ternyata telah menunjukan pukul 21:00, tetapi ku coba menahan rasa lelahku.
Aku melanjutkan membaca buku diary ku, tertanggal 04 Agustus
2014. Semenjak mendengar perkataan April, hatiku menjadi gelisah. Kini sudah
takterhitung surat rinduku yang ku kirimkan tapi tak satupun lagi yang
dibalasnya. Akupun memutuskan untuk pergi ke taman tempatku bersantai.
Tak ku sangka aku bertemu dengan April lagi. “ Hay, April”
tegurku lembut padanya. “Hay Tyas duh seneng deh bisa ketemu lagi” jawabnya. “
eh Pril, aku penasaran banget nih yang tempo hari kamu bilang tentang Reza, ayo
dong kasih tau aku, tolong” aku sangat memohon kepadanya kali ini untuk
menghilangkan rasa gelisahku. “ penasaran yang mananya sih Yas?” dengan nada
seolah tidak mengetahui apapun. “ duh Pril yang kamu bilang Pril, memangnya
kamu disana bertemu dia? Bagaimana keadaannya? Baik-baik sajakan?” cemas
menghantui perasaanku. “ kamu masih peduli dengan dia?” tanyanya dengan sedikit
memojokanku.
“ ya
jelaslah, aku sangat peduli malah. Aku kan masih pacar dia.” Jawabku dengan
setengah meninggi. “ apa? Jadi selama ini kamu masih menggangap dia pacar kamu,
aku rasa kamu memang harus tau mengenai ini deh.” “ tau apa tau apa Pril aku
mohon berikan penjelasan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi, jujur aku lelah
menunggu, aku lelah terus menerus mengirimkan beribu ribu kata rindu kata cinta
padanya rasanya tanggan ini sudah tak sanggup.” Sambil menghelai nafas panjang
dia bercerita bahwa sewaktu di Amerika dia bertemu dengan Reza, dan disana Reza
tinggal bersama Deby. Deby adalah mantan kekasihnya sewaktu di SMA. Mereka merajut kisah kasih mereka kembali
disana. Selama ini tak satupun surat yang aku berikan dibaca olehnya. Dan yang
pernah membalas suratku dengan kata yang sangat romantis adalah Deby. Aku pun
sempat curiga tak mungkin Reza dapat berkata seromantis dan sepuitis itu.
Selama ini aku bersusah payah menunggu, menulis sampai lelah
tangan ini berkata rindu tapi semua terbuang sia-sia. Dia tidak lagi
mengingatku, bahkan dia bersenang-senang dengan mantan kekasihnya. Sakitnya
hati ini hancur tersayat-sayat. Diriku bagai terombang-ambing di lautan tanpa
arah. April meminta maaf karena tidak memberi tahu ku dari awal karena dia
tidak tega jika harus menyakiti perasaanku.
Mulai
saat itu aku terus menangis meratapi nasipku yang memburuk, betapa bodohnya aku
mau menunggu seseorang yang tidak mengharapkanku dan hanya memberikanku
sepenggal janji palsu.
Tak ku sadari kopi yang tadinya panas kini telah habis,
mungkin karena aku menjadi kesal juga membaca cerita pahit pada hidupku dulu.
Lalu aku membuat kopi lagi dan ku putuskan untuk membacanya lagi.
Tertanggal 29 Oktober 2015, kini aku menemukan sesosok pria
yang sangat mengerti aku dan dapat mengisi ruang kosong dalam hatiku tentunya
dapat mengantikan posisi dia dalam hidupku. Aku tak tau bermula dari mana kisah
ku padanya. Tapi aku dan Prana dipertemukan di sebuah acara. Walaupun aku dan
Prana berbeda kampus tetapi kami masih sering bertemu dan menjalin kasih. Kini
aku sudah sepenuhnya melupakan Reza dan lebih memilih mencintai Prana.
Sampai pada suatu hari, tertanda Jakarta, 07 Februari 2016.
Reza datang kembali ke Jakarta menemuiku katanya sedang ada libur semester
disana. Tak banyak basa-basi langsung ku tanya apa maksud kedatangannya.
Ternyata
dia menyesali perbuatannya padaku, meminta maaf kepadaku. Dia berharap aku
dapat kembali kepelukannya, kembali lagi menjadi miliknya, menjadi kekasihnya.
Kini dia telah berpisah dengan Deby, dan berkata bahwa aku yang lebih baik dari
Deby. “Puaskah kamu!” aku tidak tau seberapa besar rasa benciku padanya, rasa
benci atas penghianatan cinta ku. “Semua sudah terlambat, dulu memang aku
sangat menunggu kamu, tiap hembusan nafasku selalu memanggil namamu. Beribu
surat ku buat lalu ku kirim sampai tanggan ini benar-benar letih, tak pernah
kau hiraukan. Kini kau terlambat untuk memintaku kembali. Kini aku memiliki
seorang pria yang sangat menyayangiku, seorang pria yang menghargai perasaanku,
dan kini aku sudah mencintai dia. Kamu terlambat.” Sambungku dengan menetesnya
air mataku.
Aku kini merasa sangat puas telah meluapkan amarahku
padanya. Dia kembali pergi ke Amerika melanjutkan kuliahnya. Aku tidak tau dan
aku tidak akan pernah mau tau apakah dia disana masih bersama Deby atau tidak, yang
sangat aku tau saat ini aku bahagia bersama dengan kekasih baru ku yang selalu
mencintai ku. Kenyataannya, hidup itu tidak akan berakhir tanpa cinta. Tetapi
ketika cinta itu berakhir akan ada cinta baru yang mengisi hidupmu. Satu hal
yang sangat aku percaya adalah Tuhan tidak akan membuatku meneteskan airmata
karena cinta, kalau nantinya tidak akan membuatku bahagia karena cinta yang
lebih baik.
Tamat.
astiaprila/kembali.untuk.pergi.blogspot.com
ceritaN.Y